Senin, 16 Maret 2015




PROPOSAL PENELITIAN
PENELITIAN DASAR






JUDUL PENELITIAN




PERBEDAAN PENGARUH   PEMBERIAN BENTUK LATIHAN  BERBEBAN TERHAP PENINGKATAN PRESTASI ATLET ANGKAT BESI DI JAWA TENGAH





FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

















Halaman Pengesahan


HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN


1. Judul Penelitian                                                 : PERBEDAAN PENGARUH
                                                                                            PEMBERIAN BENTUK
                                                                                            LATIHAN BERBEBAN
                                                                                            PENINGKATAN PRESTASI
                                                                                            ATLET ANGKAT BESI
                                                                                            YUNIOR PUTRA DI
                                                                                           JAWA TENGAH TAHUN 2008

2.  Bidang Penelitian                                             : Penelitian Dasar
  1. Ketua Peneliti                                                 :
a.                  Nama Lengkap dan Gelar                   : Drs. M. Nasution, M. Kes
b.                 Jenis Kelamin                                      : Laki-laki
c.                  Golongan/Pangkat/NIP                       : IV-a/Lektor/ 131876219
d.                 Jabatan Fungsional                              : Lektor
e.                  Jabatan Struktural                               : Pembantu Dekan I
f.                  Fakultas/Jurusan                                  : FIK/PKLO
g.                 Pusat Penelitian                                   : DIPA PNBP
  1. Alamat Ketua Peneliti                         :
a.                  Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail          : Gedung F1 FIK UNNES/8508007
b.                 Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail         :
  1. Jumlah Anggota Peneliti                                 : 3 orang
a.                  Nama Anggota                                    : Hadi, S.Pd, M.Pd
: Tri Aji, S.Pd
  1. Lokasi Penelitian                                             : Jawa Tengah
  2. Kerjasama dengan Institusi Lain                    :
a.                  Nama Istitusi                                       : Penprov PABBSI Jawa Tengah
b.                 Alamat                                                            : Ryu Gym Majapahit Semarang
c.       Telepon/Fax/E-mail                                        :
  1. Lama Penelitian                                              : 3        bulan
  2. Biaya yang dipelukan                                     : Rp 12.000.000,00
a.       Sumber dari Lembaga Penelitian
      Universitas Negeri Semarang              : Rp.
b.       Sumber Lain, sebutkan……..             : Rp.
Jumlah                                                : Rp.    12.000.000,00
 
(Dua Belas Juta Rupiah )

                                                                                               
Mengetahui,                                                                            Ketua Peneliti
Dekan


Drs H. Harry Pramono, M.Si.                                     Drs. M. Nasution, M. Kes
NIP131469638                                                           NIP131876219


Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian



Prof. Dr. DYP.Sugiharto, M.Pd. Kons.
    NIP131570081


A.  JUDUL PENELITIAN

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN BENTUK LATIHAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI ANGKAT BESI DI BENGKULU 2008

B.  BIDANG YANG AKAN DIPERBAIKI

Bidang kajian yang akan diteliti adalah : Metode Latihan.

C. PENDAHULUAN

   Setiap manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari membutuhkan kualitas fisik tertentu, apakah dia seorang petani, pegawai, seniman atau ibu rumah tangga. Hal ini lebih dirasakan kebutuhannya oleh seorang olahragawan, baik dalam pelaksanaan latihan maupun pertandingan atau perlombaan.
Kualitas fisik seorang atlet ditentukan oleh : 1) Perkembangan usia (anak, remaja, dewasa, dan orang tua); 2) Bawaan orang secara genetis (jantung, peredaran darah, sistem pernafasan) dan otot; 3) Mekanisme pengendalian sistem syaraf pusat (kerjasama antara otak, sistem syaraf dan otot); 4) Kemampuan psikis (sifat-sifat pribadi) untuk merealisasikan kemampuan fisik; dan 5) Usia latihan (sudah berapa lama seseorang terlatih). Syarat terjadinya adaptasi biologis adalah dilewatinya suatu titik ambang rangsang latihan. Ketergantungan terhadap titik ambang rangsang, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Rangsangan yang lebih rendah dari titik ambang rangsang latihan tidak terjadi adaptasi fisiologis, 2) Rangsangan jauh di atas titik ambang rangsang menjadikan over training yang dapat merugikan, dan 3) Rangsangan yang spesifik tepat pada titik ambang rangsang menyebabkan terjadinya adaptasi fisiologis. Secara skematis, kemampuan fisik diilustrasikan pada diagram 1 sebagai berikut.





Syarat Realisasinya :
Usia; Bakat, Koordinasi, Psikis, Usia Latihan



Kek. Maksimal            Kec. Reaksi                 Dayatahan Aerobik         Kel. Statis
Kek. Kecepatan          Kec. Asiklis Maks.       Daytahan Anaerobik       Kel. Dinamis
Kek. Dayatahan          Kec. Siklis Maks.     


Kemampuan Fisik
 












Diagram 1. Kemampuan Fisik dengan  Elemen-elemennya (Paulus Pesurney dan Zafar Sidik, 2006).

Peningkatan kemampuan fisik ditentukan oleh latihan-latihan yang terarah dan tepat. Peningkatan kemampuan fisik pada latihan erat kaitannya dengan prinsip penyesuaian biologis. Pemberian latihan yang benar akan memungkinkan terjadinya perubahan pada sistem dalam tubuh baik sistem jantung, paru, peredaran darah, sistem syaraf, sistem endokrin, dll. Hal ini terjadi karena organ-organ tubuh secara bertahap memberikan respon adaptasi fisiologis terhadap pembebanan latihan yang diberikan.
Meningkatnya mutu kejuaraan ditandai dengan pencapaian prestasi secara optimal tanpa mengabaikan nilai-nilai sportivitas sebagai dasar utama pelaksanaan olahraga. Berkembangnya persaingan dalam upaya pencapaian prestasi tersebut harus diimbangi dengan upaya pelatihan dan pembinaan dengan baik dan tepat dalam mempersiapkan para atlet yang akan tampil dalam kejuaraan. Hal ini harus disikapi secara jeli oleh para pelatih dan pembina agar anak asuhnya tidak tampil kedodoran dalam suatu pertandingan.
Kemampuan fisik adalah syarat untuk menampilkan kinerja dengan kadar tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, latihan untuk memperbaiki maupun menjaga kualitas fisik disebut dengan latihan kondisi (condition training atau physical training).
Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah kemampuan tubuh untuk menerima beban kerja olahraga yang direalisasikan dalam kesanggupan pribadi (kemauan; motivasi). Kemampuan tubuh terdiri dari beberapa komponen fisik yang merupakan satu kesatuan utuh dan memiliki peran berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang diikuti.
Berkaitan dengan proses pembinaan, terutama sekali dalam mempersiapkan atlet menghadapi pertandingan, keberadaan komponen kondisi fisik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan didalam melakukan unjuk kerja. Kualitas kondisi fisik yang baik akan memberikan rasa percaya diri (self confidence) bagi para atlet, sebaliknya rendahnya mutu kondisi fisik akan mengakibatkan perasaan rendah diri (low confidence)  bagi  para atlet.
            Berorientasi pada macam-macam komponen dari aspek fisik yang perlu untuk selalu dikembangkan dalam pelatihan adalah : dayatahan kardiovaskuler, dayatahan kekuatan, kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, stamina, kelincahan, power (Harsono, 1988). Ahli lain mengatakan bahwa kualitas kondisi fisik atlet didalam menjalani unjuk kerja kejuaraan dipengaruhi beberapa unsur : 1) kekuatan (strength), 2) kecepatan (speed), 3) kelincahan dan korrdinasi (agility and coordination), 4) Tenaga (power), 5) dayatahan otot (musculer endurance),  6) dayakerja jantung dan paru-paru (cardiorespiratory function), 7) kelentukan (flexibility), 8) keseimbangan (balance), 9) ketepatan (accurisy), dan  10) kesehatan untuk olahraga (Health for sport) (M. Sajoto, 1988). Kesepuluh komponen tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
Mencermati arti penting kesepuluh komponen kondisi tersebut, aspek kekuatan merupakan salah satu aspek yang sangat besar peranannya didalam meningkatkan unjuk kerja atlet terutama sekali didalam olahraga angkat besi.
Angkat besi sebagai kelompok olahraga berat sangat memerlukan adanya kekuatan didalam unjuk kerja. Tanpa memiliki kekuatan yang baik, mustahil dapat meraih prestasi secara optimal. Berorientasi pada pengertian tersebut, perlulah kiranya dicari suatu bentuk pendekatan latihan pembebanan yang benar-benar dapat meningkatkan prestasi para atlet secara efektif dan efisien.
Berkaitan dengan latihan untuk meningkatkan kekuatan, latihan yang paling efektif adalah program latihan memakai beban atau “Weight Training Program” (O’Shea, JP., 1976 dan Fox, EL.. 1984 dalam M. Sajoto, 1988). Program latihan berbeban ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan tujuan pelaksanaan latihan. Namun demikian, bentuk atau desain pelaksanaan latihan dapat dilakukan dengan metode Repetisi dan Set (RS), metode Piramida, dan metode Tonase.
D. PERUMUSAN MASALAH

   Memperhatikan kajian pada pendahuluan mengenai arti penting pola pemberian bentuk latihan terhadap peningkatan kekuatan, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1.            Apakah ada perbedaan pengaruh antara metode Repetisi dan Set (RS),  dan metode Tonase terhadap peningkatan prestasi atlet angkat besi remaja putra  di Jawa Tengah ?
2.            Bentuk metode latihan apakah di antara metode Repetisi dan Set (RS), dan metode Tonase yang lebih efektif dan efisien didalam meningkatkan prestasi atlet angkat besi di Jawa Tengah ?











E.  CARA PEMECAHAN MASALAH
            Program latihan untuk meningkatkan kekuatan otot paling efektif adalah dengan latihan berbeban (M. Sajoto, 1988:42). Latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis.
Pertama, semua program latihan berbeban harus berdasar Specific Adaptation to Imposed Demands (SAID), artinya bahwa latihan yang dilakukan harus spesifik. Bila ingin meningkatkan kekuatan, maka program didesain untuk kekuatan, bila ingin meningkatkan daya ledak program didesain untuk daya ledak, demikian juga bila ingin meningkatkan daya tahan maka program didesain untuk dayatahan.
Kedua, pelaksanaan latihan harus dilakukan dengan prinsip beban berlebih (overload) artinya pemberian beban dilakukan semakin meningkat secara bertahap agar sistem dalam tubuh mendapat tekanan secara meningkat sesuai dengan kenaikan beban yang diberikan. Berkaitan dengan pemberian beban pada latihan berbeban, Fox, dkk. memberikan empat prinsip dasar, yaitu :
1.            Prinsip Overload
Prinsip beban berlebih (overload) akan memungkinkan perkembangan kelompok-kelompok otot secara efektif. Penggunaan beban secara overload akan merangsang secara adaptasi fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatnya kekuatan otot.
2.            Prinsip Penggunaan Beban Secara Progresif
Sejak otot menerima beban secara berlebih, kekuatan akan bertambah. Bila kekuatan sudah bertambah, program latihan berikutnya dilakukan dengan menambah beban, karena bila beban latihan tidak ditingkatkan maka kekuatan tidak akan bertambah. Penambahan beban dilakukan bila otot yang sedang dilatih belum merasakan letih.
3.            Prinsip Pengaturan Suatu Latihan
Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga memberikan dampak positif pada perkembangan otot. Pola pengaturan latihan dilakukan dengan mendahulukan kelompok otot yang besar terlebih dahulu disusul dengan kelmpok otot kecil. Misalnya otot-otot kelompok tungkai dan pingguldidahulukuan daripada kelompok otot lengan. Selain hal itu, pengaturan latihan dimaksudkan agar pada kelompok otot yang sama tidak mendapatkan dua kali latihan yang berurutan.
4.                Prinsip Kekhususan
Latihan berbeban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus, artinya pengembangan kekuatan adalah khusus bukan hanya bagi sekelompok otot  tertentu, tetapi juga bagi pola gerakan yang dihasilkan berkaitan dengan gerak cabang olahraga. Dengan kata lain disebutkan bahwa latihan berbeban merupakan latihan keterampilan motorik khusus berkenaan dengan gerak yang dilakukan pada aktivitas olahraga. Meskipun dalam aktivitas berbagai macam cabang olahraga memiliki kesamaan gerak, tetapi dalam gerak motorik khusus memerlukan hubungan kekuatan-kecepatan yang berbeda spesifikasinya. Hal penting untuk diingat dalam menyusun latihan berbeban, hendaknya melatih otot-otot yang digunakan untuk cabang olehraga, agar gerak latihan yang dilakukan benar-benar merangsang gerakan cabang olahraga yang dilakukan.
Berorientasi pada SAID, maka target atau indikator keberhasilan penelitian ini adalah beberapa tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan penelitian, meliputi :
a)      Persiapan Penelitian : (± 1 bulan)
·         Survei Pendataan Awal
·         Pengurusan Ijin Penelitian
·         Penjelasan Pelaksanaan Penelitian Kepada Calon Sampel
b)        Pelaksanaan Penelitian : (± 2 bulan)
·         Pengambilan Data Awal (Tes Awal)
·         Pelaksanaan Penelitian
·         Pengambilan Data Akhir (Tes Akhir)
c)        Analisis Data Penelitian : (± 1 bulan)
d)        Penyusunan dan Pengiriman Laporan Penelitian : (± 1 bulan)
F.  TINJAUAN PUSTAKA
Prestasi olahraga tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan dari sistem syaraf otot untuk mengatasi ketahanan (kontraksi konsentris); melawan ketahanan (kontraksi eksentris) atau menahan tahanan (kontraksi isometris) (Paulus Pesurney, 2006:18). Menurut M. Sajoto (1988:16) kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Kekuatan merupakan salahsatu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan di hampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam bermain bulutangkis, seorang pemain harus terlebih dahulu memiliki dasar kekuatan yang baik. Dasar kekuatan yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik didalam memukul, melangkah dan atau meloncat, dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan basket. Hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh dari kekuatan yang baik yaitu untuk mempermudah mempelajari teknik serta mencegah kemungkinan terjadinya cedera.
Kekuatan (tenaga) menurut hukum Newton ke-2 dinyatakan sebanding dengan massa atau berat (m) dan waktu percepatan atau akselerasi (a) ; F = m.a (Bompa, 1983: 216). Konsekuensinya untuk meningkatkan kekuatan dapat dilakukan dengan menatur salahsatu atau kedua faktor tenaga (m / a atau m dengan a). Adapun pemanfaatan kekuatan dapat digambarkan sebagai berikut :
F m.a
= mma  . a
..............
1




F m.a
= m . ama
..............
2
(Bompa, 1983:216).
dimana F m.a  = tenaga maksimum; mma = massa maksimum; dan ama = percepatan maksimum.
Menurut Bompa (1994:203) kekuatan merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh seorang atlet, karena setiap kinerja dalam olahraga selalu memerlukan kekuatan. Dalam hal ini, Harsono (1988:177) juga menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat pentingguna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik; 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet / orang dari kemungkinan cidera; dan 3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien. Meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan atau fleksibilitas, kecepatan, daya ledak dan sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik.
Berorientasi pada manfaat yang diberikan oleh kekuatan, para ahli memberikan definisi tentang kekuatan sebagai berikut : Pate, dkk. (1984:299) menyatakan bahwa kekuatan otot didefinisikan sebagai tenaga yang dikerahkan sekelompok otot pada usaha tunggal yang maksimal. Selanjutnya kekuatan diartikan sebagai kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas seperti gerakan menahan atau memindahkan beban (Fox, dkk., 1986 : 237). Kekuatan menurut Bompa (1994:264) adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi tekanan eksternal dan internal. Dalam hal ini Willmore dan Costill (1994:68) mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan maksimal otot atau sekelompok otot untuk membangkitkan suatu teganga terhadap suatu tahanan. Berdasar pendapat-pendapat sebelumnya, M. Sajoto (1995:5) menyimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Adapun definisi kekuatan dalam Dictionary of Sport dibedakan menjadi dua yaitu kekuatan sebagai karakteristik gerak dan kekuatan sebagai kuantitas fisik (force). Sebagai karakteristik gerak pengertian kekuatan adalah kapasitas otot untuk berkontraksi tanpa mengalami perubahan posisi (isometric contraction), berkontraksi melalui pemendekan otot (concentric contraction), dan bereaksi melalui penguluran atau pemanjangan otot (eccentric contraction) (Willmore dan Costill dalam Apriyanti, 1999 : 18). Willmore dan Costill (1988 : 113) mendefinisikan kekuatan sebagai kemampuan maksimal untuk menggunakan atau menahan daya. Menurut M. Sajoto (1995 : 8) dikatakan bahwa kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Berorientasi pada berbagai macam pengertian kekuatan otot tersebut di atas, kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan suatu gerakan atau gerakan dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, bergantung pada sifat fisik benda, besarnya kekuatan fisik tumpuan, dan arah kekuatan. Sebagian besar penampilan suatu keterampilan dalam olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot, kekuatan gaya berat / atau kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar atau dari orang lain (Pate, 1984:181).
Pengertian kekuatan istilah dalam aktivitas olahraga, dibedakan atas dua macam bentuk yaitu kekuatan dinamis dan kekuatan statis. Kekuatan dinamis adalah kekuatan otot yang dapat dilakukan dalam bentuk kerja yang jelas (nyata) seperti mengangkat beban.
Kekuatan statis adalah kekuatan otot yang digunakan dalam gerakan yang tidak tampak nyata. Dalam kaitan ini, Nossek (1982:31) membedakan jenis kekuatan menjadi dua macam yaitu kekuatan absolut dan kekuatan. Kekuatan absolut menunjukkan pada berat maksimum seorang atlet untuk mampu menjadikan secara bebas berat badannya, sedangkan kekuatan adalah kekuatan maksimal yang mampu dilakukan namun dikaitkan dengan 1 KP (kilo pound) dari berat badan. Adapun perhitungan dari kekuatan menurut Nossek (1988:31) dinyatakan berasal dari perhitungan rumus :






Kekuatan Relatif


=
Kekuatan Maksimum

Berat Badan



(Nossek, 1988:31)

Tenaga maksimal yang dikerahkan oleh otot atau sekelompok otot sebagian besar bergantung pada jenis kontraksi otot yang digunakan. Nossek (1982 : 42) kerja otot-otot pada saat terjadi proses kekuatan diklasifikasikan menjadi dua yaitu kerja dinamis dan kerja statis. Janssen dan Fisher (1990:141); Fox dan Bowers (1992:112); dan Bompa (1993:21) membagi tentang kerja otot dalam proses kekuatan menjadi tiga macam kontraksi, yaitu kontraksi isotonik, kontraksi isometrik, dan kontraksi isokinetik.
1) Kerja otot dinamis (kontraksi isotonik)
Kerja otot dinamis merupakan bentuk dari kontraksi isotonik, yaitu kerja otot yang bersifat aktif dan dilakukan dengan memendekkan atau memanjangkan otot. Bompa (1994:17) mengatakan bahwa kontraksi isotonik adalah pemendekan atau pemanjangan serat-serat otot dalam seluruh range gerakan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu kontraksi isotonik tidak pernah mencakup serat-serat otot yang persisi sama dalam seluruh gerakan.
Kontraksi istonik terjadi dua mekanisme kontraksi yang berbeda, namun tetap dalam kesatuan pada suatu proses gerakan isotonik yaitu konsentrik dan eksentrik. Menurut Nossek (1982:42)  kontraksi konsentrik adalah terjadinya proses dimana otot-otot memendek dengan cara-cara yang positif, sedangkan dalam kontraksi eksentrik otot-otot memanjang. Bompa (1993:21) menjelaskan bagaimana kontraksi konsentrik terjadi, yaitu gerakan dimana otot mengembangkan tegangan (tension) sambil memendek (kerja positif). Kontraksi eksentrik adalah suatu gerakan dimana otot mengembangkan tegangan sambil memanjang (kerja negatif).
2)  Kerja otot statis (kontraksi isometrik)
Kerja otot statis adalah bentuk dari kontraksi isometrik, yaitu kontraksi dimana pada saat dipakai panjang otot tetap (Pate, 1984:300). Janssen dan Fisher (1990:14); Bompa (1994:17) mengemukakan bahwa kontraksi isometrik  adalah kontraksi yang diselesaikan dalam kondisi statis. Oleh karena itu tidak menimbulkan perubahan panjang otot atau sudut persendian disaat kontraksi terjadi atau berlangsung.
3)  Kerja otot isokinetik (kontraksi isokinetik)
Fox dan Bowers (1992:112) menyatakan bahwa kontraksi isokinetik adalah otot memendek bersamaan dengan tegangan maksimal bertambah pada seluruh tingkat gerakan dalam kekuatan yang tetap (konstan). Kerja otot isokinetik mencakup resistensi yang sama dalam seluruh range gerakan. Namun demikian resistensi akan bervariasi bergantung pada sudut dorongan dan tingkat kelelahan (Bompa, 1994:17).
Kekuatan otot adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, karena kekuatan merupakan daya penggerak utama setiap aktivitas fisik. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, demikian pula kekuatan dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.
Meskipun banyak aktivitas olahraga yang memerlukan komponen kelincahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya, akan tetapi komponen-komponen tersebut masih harus dikombinasikan dengan komponen kekuatan. Jadi kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.
Latihan yang baik untuk meningkatkan kekuatan adalah latihan mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu bisa beban dari tubuh sendiri ataupun beban dari luar. Latihan tahanan harus dilakukan dengan kekuatan maksimal untuk menahan beban tersebut. Penambahan beban latihan yang dilakukan sedikit demi sedikit bertambah berat dengan prinsip secara overload progresif akan meningkatkan perkembangan otot, sehingga otot terjamin dan terhindar dari resiko terjadinya cidera.
Latihan kekuatan untuk angkat besi dapat dilakukan selama latihan khusus atau setelah latihan spesifik. Praktek telah membuktikan bahwa latihan dengan ciri jelas kekuatan memiliki proporsi efisien yang besar kalau kalau dilaksanakan setelah latihan teknis dan kecepatan. Kalau kita melakukan latihan kekuatan setelah ketahanan maka  hasilnya lebih sedikit.
Sebenarnya perbedaan semula antara pengembangan kekuatan dalam kondisi stamina dengan pengembangan kekuatan dalam kondisi kecepatan terletak pada jumlah ulangan dan set / seri. Baik untuk lifter maupun olahragawan dengan spesialisasi lain ynag mengejar kekuatan murni intensitasnya antara 80-100% dari kemampuan dalam jenis yang bersangkutan. ( Tamas Ajan dan Lazar Baroga : 1998: 242)
Perbandingan yang optimal antara volume dan intensitas akan tetap menjadi kebutuhan latihan olahraga juga dimasa mendatang.Biasanya atlet  angkat besi berlatih dengan beban terlalu berat atau terlalu ringan, meniru program latihan juara dunia akan membingungkan, sebab program latihan yang tepat adalah masalah individual.

G. TUJUAN PENELITIAN
Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mencari suatu pola pelatihan angkat besi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi atlet angkat besi serta menemukan bentuk pelatihan yang efektif dan efisien.
H. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
Adapun kontribusi hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para pelatih dan pembina olahraga angkat besi, para atlet dan masyarakat luas yang bertujuan meningkatkan prestasi olahraga angkat besi.
I.    METODE PENELITIAN

a.             Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996). Adapun populasi yang menjadi subyek penelitian adalah atlet-atlet angkat besi Yunior putra di Jawa Tengah Tahun 2008 berusia antara 16-20 tahun.
b.             Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diselidiki, yang generalisasinya (kesimpulannya) dikenakan terhadap semua individu atau populasi. Suharsimi Arikutno (1996) menyatakan bahwa : “Untuk sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari : 1) kemampuan peneliti dilihat dari waktu,  2) sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, 3) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposif. Dikatakan sampel purposif karena masing-masing calon subyek sudah diketahui karakteristiknya untuk dijadikan sebagai anggota sampel penelitian.
c.         Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen, karena data yang diperoleh merupakan hasil pemberian pelatihan terhadap variabel-variabel yang dikondisikan terhadap sampel dalam waktu tertentu. Adapun pola eksperimen yang digunakan adalah tes awal – tes akhir, karena akan mencari perbedaan masing-masing kelompok, meliputi kelompok obesitas pendidikan jasmani dan olahraga model perlakuan baru (eksperimen) dengan kelompok obesitas pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kurikulum (kontrol).
d.        Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental dengan pola tes awal dan tes akhir (pre test – post test design). Adapun rancangan penelitian tertera pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2 : Rancangan Penelitian
Perlakuan
Variabel
Model Pelatihan Berbeban Untuk Atlet Angkat Besi
Repetisi & Set
Tonase

Snatch

± 10

± 10

Clean

Jerk

Total Angkatan
± 10
± 10



e.        Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data penelitian dalam kelengkapan atau keperluan pelaksanaan analisis data, disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Tes angkatan untuk Snatch, 2) Tes angkatan untuk Clean, 3) Tes angkatan untuk Jerk, dan 4) Total Angkatan.


f.          Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian dilakukan dengan teknik analisis varians dua jalan dengan program SPSS versi 14.0. Analisis varians adalah suatu analisis parametrik, sehingga sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis parametrik meliputi uji homogenitas varians data dan uji normalitas data.
J.   JADWAL PENELITIAN
Berdasar pada rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian direncanakan sebagaimana tertuang pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3 : Jadual Rencana Pelaksanaan Penelitian

 

No


Pelaksanaan Kegiatan
Bulan
3
4
5
6
7
1.
Survei Lokasi Penelitian
Ö




2.
Pengurusan Ijin Penelitian
  Ö




3.
Penjelasan Penelitian
     Ö




4.
Tes Awal
Ö
   



5.
Pelaksanaan Penelitian

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ


6.
Analisis Data Penelitian



ÖÖÖÖ

7.
Penyusunan Laporan Penelitian

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ

8.
Penyerahan Laporan Penelitian




ÖÖ

K.  PERSONALIA PENELITIAN
1  Ketua Penelitian
a. N a m a                                             : Hadi, S.Pd, M.Pd
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : III-b /  132319140
c. Jabatan Fungsional                       : Asisten Ahli
d. Jabatan Struktural                          :
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / PJKR
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Pembinaan fisik
h. Waktu untuk penelitian                : 12 jam per minggu

2  Anggota Peneliti                                      : 2 ( dua) orang
Anggota Peneliti I
a. N a m a                                             : Hadi, S.Pd, M.Pd.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : III-b/Asisten Ahli/132319140
c. Jabatan Fungsional                       : Penata Muda TK-I
d. Jabatan Struktural                          : Dosen
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK/ PKLO
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Pembinaan Fisik
h. Waktu untuk penelitian                : 12 jam per minggu

Anggota Peneliti II
a. N a m a                                             :.Tri Aji, S.Pd.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : III-a/
c. Jabatan Fungsional                       :
d. Jabatan Struktural                          :
e. Fakultas / Jurusan                         :
f. Perguruan Tinggi                            :
g. Bidang Keahlian                            :
h. Waktu untuk penelitian                : 8 jam per minggu


L.   Daftar Pustaka
Bompa, Tudor, O., 1983, Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance, Toronto, USA, Kendall/Hunt Publishing Company.

-----, O., 1994, Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance, Toronto, USA, Kendall/Hunt Publishing Company.

Fox EL., Bower RW., dan Foss ML., 1988, The Physiological Basis of Physical Education and Athletics, New York, W.B. Saunders Company.

Harsono, 1988, Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Jakarta, CV. Tambak Kusuma.

M. Sajoto, 1988, Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan dan daya ledak Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Dahara Prize, Semarang.


Willmore, Jack H., dan Costill David L., 1988, Training For Sport and Activity The Physiological Basis of The Conditioning Process, USA, Wm C. Brown.

-----, 1994, Physiology of Sport and Exercise, Canada, Human Kinetics.


M.  Usulan Dana Penelitian
1.
Honorarium
a.       1 orang Ketua @ Rp 300.000/bl  X 3/bl
b.      2 orang anggota @ Rp 250.000/bl  X 3/bl
c.       3 orang pekerja lapangan @ Rp 200.000/bl X 2 bl

:
:
:

 

 Rp.      900.000,00

Rp.       750.000,00

Rp.      1.200.000,00   

Sub Jumlah

Rp.       2.850.000,00

2.
Transportasi :
  1. 3 orang X 4 @ Rp 150.000
  2. Konsumsi Latihan 40 anak X 18 @ Rp 5000

:
:

 

Rp.       1.800.000,00

Rp.       3.600.000,00

Sub Jumlah

Rp.     4.800.000,00

3.
Bahan dan Peralatan Penelitian



a.       Pembelian ATK.
b.      Pembelian Bahan Penelitian.
c.       Lackband, kapur, pita, meteran, dll.
d.      Sewa Alat
:
:
:

Rp.          250.000,00

Rp.          850.000,00   
Rp.          300.000,00
Rp.          400.000,00

Sub Jumlah


Rp.       1.750.000,00

5.
Biaya lain-lain
a.       Penggandaan Laporan Penelitian
b.      Biaya Analisis Data
:

Rp.          350.000,00
Rp.          400.000,00

Sub Jumlah


Rp.          750.000,00

Jumlah

:
Rp.   12.000.000,00
( Duabelas Juta Rupiah)



Riwayat Hidup Peneliti


Nama                             : Drs. M. Nasution, M. Kes.
Institusi                         : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
  Semarang (FIK UNNES)
Bidang Keahlian          : 1. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga
                                                                                         
Lulus Pendidikan         : 1. Sarjana Olahraga IKIP Semarang (Tahun 1989)
                                         2. Magister Kesehatan UNPAD (Tahun 1999)
                                         3. Studi Ilmu Kedokteran UNDIP (2005 – sekarang)
                                        
Pengalaman Penelitian (Ketua Peneliti)         :
1.       Efektivitas Tendangan Pinalti Menggunakan Kaki Bagian Dalam, Bagian Timur, dan Bagian Luar Pada Pemain PSIS Tahun 1992.
2.       Sumbungan Efektivitas Kekuatan Otot Tungkai, Otot Punggung, dan Otot Genggam Terhadap Keterampilan Bermain Bulutangkis se Kodya Semarang Tahun 1993
3.       Pengaruh Kekuatan Otot Lengan, Otot Bahu, dan Otot Punggung Terhadap Keterampilan Smes Permainan Bulutangkis Pelatda Djarum Kudus dan ALLPRO Surakarta Tahun 1994
4.       Perbedaan Pengaruh Interval Training dan Repetition Training Terhadap Peningkatan Prestasi Lari 1500 M Tahun 1995
5.       Pengaruh Latihan Interval Panjang dan Kontinyu Intensiitas tinggi Menggunakan Sepeda Ergometer Terhadap Perubahan Denyut Nadi Defleksi, Nadi Maksimal, dan VO2 Maksimal serta Hubungannya Tahun 2000
6.       Hubungan Kekuatan Otot Lengan – Bahu, Daya Ledak, dan Kelincahan dengan Keterampilan Smes Bermain Bulutangkis Tahun 2002
7.       Hubungan Kekuatan Otot Bahu, otot genggam, otot punggung dan otot tungkai terhadap keterampilan bermain bulutangkis (suatu studi di fik universitas negeri semarang) Tahun 2003
8.       Penyusunan Instrumen dan Norma Penilaian Keterampilan Bermain Bulutangkis Mahasiswa FIK UNNES Tahun 2004
9.       Dll.

Publikasi Ilmiah

1.       Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Panjang dan Latihan Kontinyu Intensitas Tinggi Menggunakan Sepeda Ergometer Terhadap Perubahan DND, DNM, dan VO2 Maksimal. Arena No. 2/Th.XXXII/Agustus 2001  ISSN : 0853-3932 Hal. 105-115.
2.       Latihan Interval dan Kontinyu Pada Sepeda Ergometer Terhadap Perubahan VO2 Maksimal dan Denyut Nadi Istirahat. Arena No. 2/Th.XXXIII/Februari 2002  ISSN : 0853-3932 Hal. 38 – 47.
3.       Effect of Continuous and Interval Training by Ergocycle For Fat Thicken on FIK UNNES Students 2001. Disajikan dalam Internasional Conference of Sport Science and Physical Education Profession, Bandung, 10 – 12  March 2002.
4.       Effect of Long Interval and Hight Intensity Continuous Trainings on Pulse Deflection, Maximal Pulsa and VO2 Maximal. Disajikan dalam Internasional Conference of ASPES, Denpasar Bali, 28 – 30  March 2005.
5.       Dll.

Informasi Lain yang Relevan
1.      Penatar Teori dan Praktik Perwasitan Bulutangkis di Magelang Tahun 1997
2.      Penatar Teori dan Praktik Perwasitan Bulutangkis di Magelang Tahun 1999
3.      Penatar Teori dan Praktik Perwasitan Bulutangkis di Batang Tahun 2000
4.      Penatar Teori dan Praktik Perwasitan Bulutangkis di Purwokerto Tahun 2002
5.      Penatar Kode Etik Perwasitan Tenis se Kota Semarang Tahun 2003-2005
6.      dll.


Pengalaman Penelitian (Anggota Peneliti)     :

1.      Implementasi Intra Kurikuler Pendidikan Jasmani SLTP di Wilayah Pantura Tahun 2005.
2.      Kontribusi Aktivitas Olahraga Akhir Pekan Terhadap Potensi Industri Olahraga Tahun 2003.
3.      Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani dalam Proses Belajar mengajar (Studi Kasus di Kabupaten Temanggung) Tahun 2005.
4.      Profile of Phisycal Fitness (ex) Drugs and Narcotic User Tahun 2005.
5.      Ekstra Kurikuler Penjas Tingkat Sekolah Dasar di Wilayah Pantura Tahun 2005.
6.      Pemanfaatan Waktu Luang Masyarakat Kota Semarang Tahun 2007.
7.      dll.















N. PERSONALIA PENELITIAN
1  Ketua Penelitian
a. N a m a                                             : Hadi, S.Pd, M.Pd
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : III-b / Pembina / 131469638
c. Jabatan Fungsional                       : Lektor Kepala
d. Jabatan Struktural                          : Dekan
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / PJKR
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Sosiologi Olahraga
h. Waktu untuk penelitian                : 12 jam per minggu

2  Anggota Peneliti                                      : 4 (empat) orang
Anggota Peneliti I
a. N a m a                                             : Drs. M. Nasution, M. Kes.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : IV-a / Pembina / 131876219
c. Jabatan Fungsional                       : Lektor Kepala
d. Jabatan Struktural                          : Pembantu Dekan Bid. Akademik
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / PKLO
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Pembinaan Fisik
h. Waktu untuk penelitian                : 12 jam per minggu

Anggota Peneliti II
a. N a m a                                             : Drs. Tri Nurharsono, M.Pd.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : IV-A / Pembina /131469639
c. Jabatan Fungsional                       : Lektor Kepala
d. Jabatan Struktural                          : Pembantu Dekan Bid. Administrasi
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / PJKR
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Pembelajaran Tenis
h. Waktu untuk penelitian                : 8 jam per minggu

Anggota Peneliti III
a. N a m a                                             : Drs. Uen Hertiwan, M.Pd.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : IV-A / Pembina / 130771
c. Jabatan Fungsional                       : Lektor Kepala
d. Jabatan Struktural                          : Pemb. Dekan Bid. Kemahasiswaan
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / PJKR
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Pembelajaran Gerak Softball
         h. Waktu untuk penelitian                 : 8 jam per minggu

Anggota Peneliti IV
a. N a m a                                             : Drs. Sugiharto, M.Kes.
b. Gol. / Pangkat / NIP                        : III-d / Penata Tk. I / 131571557
c. Jabatan Fungsional                       : Lektor
d. Jabatan Struktural                          : -
e. Fakultas / Jurusan                         : FIK / IKM
f. Perguruan Tinggi                            : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian                            : Ilmu Kesehatan Kerja
         h. Waktu untuk penelitian                 : 8 jam per minggu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar